Sabtu, 29 Januari 2011

JANGAN TAKUT MENIKAH.

Ijab-Kabul Pernikahan
Sitti Fatimah Azzahra r.a. mencapai puncak keremajaannya dan kecantikannya pada saat risalah yg dibawakan Nabi Muha mmad s.a.w. sudah maju dgn pesat di Madinah dan sekitarnya. Ketika itu Sitti Fatimah Azzahra r.a. benar-benar telah menjadi remaja puteri.
Keelokan parasnya banyak menarik perhatian. Tidak sedikit pria terhormat yg menggantungkan harapan ingin mempersun ting puteri Rasul Allah s.a.w. itu. Beberapa orang terkemuka dari kaum Muhajirin dan Anshar telah berusaha melamarnya. Menanggapi lamaran itu Nabi Muhammad s.a.w. mengemukakan bahwa beliau sedang menantikan datangnya petunjuk dari Allah s.w.t. mengenai puterinya itu.
Pada suatu hari Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. Umar Ibnul Kha tab r.a. dan Sa’ad bin Mu’adz bersama-sama Rasul Allah s.a.w. duduk dalam mesjid beliau. Pada kesempatan itu diperbincangkan antara lain persoalan puteri Rasul Allah s.a.w. Saat itu beliau ber tanya kepada Abu Bakar Ash Shiddiq r.a.: “Apakah engkau bersedia menyampaikan persoalan Fatimah itu kepada Ali bin Abi Thalib?”
Abu Bakar Ash Shiddiq menyatakan kesediaanya. Ia beranjak utk menghubungi Imam Ali r.a. Sewaktu Imam Ali r.a. melihat datangnya Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. dgn tergopoh- gopoh dan terperanjat ia menyambutnya kemudian bertanya: “Anda datang membawa berita apa?”
Setelah duduk beristirahat sejenak Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. segera menjelaskan persoalannya: “Hai Ali engkau ada lah orang pertama yg beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta mempunyai keutamaan lbh dibanding dgn orang lain. Semua sifat utama ada pada dirimu. Demikian pula engkau ada lah kerabat Rasul Allah s.a.w. Beberapa orang sahabat terkemuka telah menyampaikan lamaran kepada beliau utk dapat mem persunting puteri beliau. Lamaran itu oleh beliau semuanya di tolak. Beliau mengemukakan bahwa persoalan puterinya diserah kan kepada Allah s.w.t. Akan tetapi hai Ali apa sebab hingga se karang engkau belum pernah menyebut-nyebut puteri beliau itu dan mengapa engkau tidak melamar utk dirimu sendiri? Ku harap semoga Allah dan Rasul-Nya akan menahan puteri itu un tukmu.”
Mendengar perkataan Abu Bakar r.a. mata Imam Ali r.a. ber linang-linang. Menanggapi kata-kata itu Imam Ali r.a. berkata: “Hai Abu Bakar anda telah membuat hatiku goncang yg se mulanya tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yg sudah kulupakan. Demi Allah aku memang menghendaki Fatimah tetapi yg menjadi penghalang satu-satunya bagiku ialah ka rena aku tidak mempunyai apa-apa.”
Abu Bakar r.a. terharu mendengar jawaban Imam Ali yg memelas itu. Untuk membesarkan dan menguatkan hati Imam Ali r.a. Abu Bakar r.a. berkata: “Hai Ali janganlah engkau ber kata seperti itu. Bagi Allah dan Rasul-Nya dunia dan seisinya ini hanyalah ibarat debu bertaburan belaka!”
Setelah berlangsung dialog seperlunya Abu Bakar r.a. ber hasil mendorong keberanian Imam Ali r.a. utk melamar puteri Rasul Allah s.a.w.
Beberapa waktu kemudian Imam Ali r.a. datang menghadap Rasul Allah s.a.w. yg ketika itu sedang berada di tempat ke diaman Ummu Salmah. Mendengar pintu diketuk orang Ummu Salmah bertanya kepada Rasul Allah s.a.w.: “Siapakah yg me ngetuk pintu?” Rasul Allah s.a.w. menjawab: “Bangunlah dan bu kakan pintu baginya. Dia orang yg dicintai Allah dan Rasul- Nya dan ia pun mencintai Allah dan Rasul-Nya!”
Jawaban Nabi Muhammad s.a.w. itu belum memuaskan Ummu Salmah r.a. Ia bertanya lagi: “Ya tetapi siapakah dia itu?”
“Dia saudaraku orang kesayanganku!” jawab Nabi Mu hammad s.a.w.
Tercantum dalam banyak riwayat bahwa Ummu Salmah di kemudian hari mengisahkan pengalamannya sendiri mengenai kunjungan Imam Ali r.a. kepada Nabi Muhammad s.a.w. itu: “Aku berdiri cepat-cepat menuju ke pintu sampai kakiku ter antuk-antuk. Setelah pintu kubuka ternyata orang yg datang itu ialah Ali bin Abi Thalib. Aku lalu kembali ke tempat semula. Ia masuk kemudian mengucapkan salam dan dijawab oleh Rasul Allah s.a.w. Ia dipersilakan duduk di depan beliau. Ali bin Abi Thalib menundukkan kepala seolah-olah mempunyai maksud tetapi malu hendak mengutarakannya.
Rasul Allah mendahului berkata: “Hai Ali nampaknya eng kau mempunyai suatu keperluan. Katakanlah apa yg ada dalam fikiranmu. Apa saja yg engkau perlukan akan kauperoleh dariku!”
Mendengar kata-kata Rasul Allah s.a.w. yg demikian itu lahirlah keberanian Ali bin Abi Thalib utk berkata: “Maafkan lah ya Rasul Allah. Anda tentu ingat bahwa anda telah mengambil aku dari paman anda Abu Thalib dan bibi anda Fatimah binti Asad di kala aku masih kanak-kanak dan belum mengerti apa-apa.
Sesungguhnya Allah telah memberi hidayat kepadaku melalui anda juga. Dan anda ya Rasul Allah adl tempat aku bernaung dan anda jugalah yg menjadi wasilahku di dunia dan akhirat. Setelah Allah membesarkan diriku dan sekarang menjadi dewasa aku ingin berumah tangga; hidup bersama seorang isteri. Sekarang aku datang menghadap utk melamar puteri anda Fatimah. Ya Rasul Allah apakah anda berkenan menyetujui dan menikahkan diriku dgn dia?”
Ummu Salmah melanjutkan kisahnya: “Saat itu kulihat wajah Rasul Allah nampak berseri-seri. Sambil tersenyum beliau berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali apakah engkau mem punyai suatu bekal maskawin?” .
“Demi Allah” jawab Ali bin Abi Thalib dgn terus terang “Anda sendiri mengetahui bagaimana keadaanku tak ada sesuatu tentang diriku yg tidak anda ketahui. Aku tidak mempunyai apa-apa selain sebuah baju besi sebilah pedang dan seekor unta.”
“Tentang pedangmu itu” kata Rasul Allah s.a.w. menanggapi jawaban Ali bin Abi Thalib “engkau tetap membutuhkannya utk melanjutkan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu itu engkau juga butuh utk keperluan mengambil air bagi keluargamu dan juga engkau memerlukannya dalam perjalanan jauh. Oleh ka rena itu aku hendak menikahkan engkau hanya atas dasar maska win sebuah baju besi saja. Aku puas menerima barang itu dari ta nganmu. Hai Ali engkau wajib bergembira sebab Allah ‘Azza wa jalla sebenarnya sudah lbh dahulu menikahkan engkau di langit sebelum aku menikahkan engkau di bumi!” Demikian versi riwa yat yg diceritakan Ummu Salmah r.a.
Setelah segala-galanya siap dgn perasaan puas dan hati gembira dgn disaksikan oleh para sahabat Rasul Allah s.a.w. mengucapkan kata-kata ijab kabul pernikahan puterinya: “Bahwa sanya Allah s.w.t. memerintahkan aku supaya menikahkan engkau Fatimah atas dasar maskawin 400 dirham . Mudah-mudahan engkau dapat menerima hal itu.”
“Ya Rasul Allah itu kuterima dgn baik” jawab Ali bin Abi Thalib r.a. dalam pernikahan itu.
Rumah Tangga Sederhana
Maskawin sebesar 400 dirham itu diserahkan kepada Abu Bakar r.a. utk diatur penggunaannya. Dengan persetujuan Ra sul Allah s.a.w. Abu Bakar r.a. menyerahkan 66 dirham kepada Ummu Salmah utk “biaya pesta” perkawinan. Sisa uang itu dipergunakan utk membeli perkakas dan peralatan rumah tangga.
-sehelai baju kasar perempuan;
-sehelai kudung;
-selembar kain Qathifah buatan khaibar berwarna hitam;
-sebuah balai-balai;.
-dua buah kasur terbuat dari kain kasar Mesir ;
-empat buah bantal kulit buatan Thaif ;
-kain tabir tipis terbuat dari bulu;
-sebuah tikar buatan Hijr;
-sebuah gilingan tepung;
-sebuah ember tembaga;
-kantong kulit tempat air minum;
-sebuah mangkuk susu;
-sebuah mangkuk air;
-sebuah wadah air utk sesuci;
-sebuah kendi berwarna hijau;
-sebuah kuali tembikar;
-beberapa lembar kulit kambing;
-sehelai ‘aba-ah ;
-dan sebuah kantong kulit tempat menyimpan air.

JANGAN BILANG TAKLAKU-LAKU

jodoh tiada kaitan dengan keturunan. Hanya belum sampai masanya. Ia bagai menanti jambatan untuk ke seberang. Kalau panjang jambatannya jauhlah perjalanan kita. Ada orang jodohnya cepat sebab jambatannya singkat. Usia 25 tahun rasanya belumlah terlalu lewat. Dan usia 35 tahun belum apa-apa kalau sepanjang usia itu telah digunakan untuk membina kecemerlangan. Nyatakanlah perasaan dan keinginan anda itu dalam doa-doa lewat sembahyang. Allah pasti mendengar.

1. Semua orang ada jodoh atau pasangan yang menanti dan biasanya ia berada tidak jauh dari anda. Jarang orang bertemu dengan jodoh yang berada jauh darinya.

2. Jodoh itu ketentuan Allah dan kita wajib berusaha. Doa, usaha yang betul dan bersungguh-sungguh disertai dengan tawakkal, insyallah akan menemukan anda dengan pasangan anda.

3. Ramai orang masih belum bertemu jodoh kerana mudah patah semangat. Teruskan usaha sehingga anda bertemu jodoh.

4. Seimbangkan hidup anda dengan sempurna agar diri anda jadi seperti “magnet” yang menarik bakal pasangan anda kepada anda.

5. Daya tarikan yang sebenar berpusat di hati yang murni. Berusahalah untuk mencuci hati anda daripada semua perasaan yang negatif terhadap semua orang di dunia ini.

6. Agar mudah orang sayang, cuci hati dengan jaga ibadah, solat taubat, beristighfar, baca Al-Quran, maafkan orang lain, meminta maaf, bersedekah dan berfikiran positif.

7. Sayangi semua orang di sekitar anda dan anda akan menarik sayang terhadap anda. Jika anda membenci orang, ditakuti bakal pasangan anda akan membenci anda.

8. Orang yang sedang mencari pasangan harus sentiasa bersedia untuk bertemu dengan pasangannya. Justeru, kita perlu dan sentiasa dalam keadaan yang paling menarik setiap masa. pertemuan. karena pertemuan pertama adalah yang terpenting dan berkesan

9. Untuk lelaki, tarikan pertama ialah pakaiannya. Untuk perempuan, wajah dan bentuk badan menjadi tarikan pertama. Sediakan diri untuk menawan bakal pasangan anda.

10. Cinta datang melalui mata lalu turun ke hati. Justeru, hebatnya hubungan mata secara memandang pasangan anda. akan mudah terjadinya penuh kasih sayang.

11. Makin mudah kita menceritakan hal peribadi yang munasabah kepada bakal pasangan kita, semakin mudah dia menceritakan hal dirinya kepada kita.

12. Untuk wanita, jangan jual mahal terhadap bakal pasangan. Tetapi, nyatakan dengan hikmah kepadanya yang anda amat sukar untuk berkenalan dengan lelaki lain.

13. Kebanyakan lelaki mudah tertarik kepada perempuan yang simple, tidak materialistik, mudah berterima kasih dan ridho dengan setiap pemberian lelaki tersebut.

14. Orang perempuan mudah tertarik kepada lelaki yang memberi perhatian, penghargaan dan penghormatan kepada mereka. Justeru, orang lelaki janganlah terlalu jaim atau cuex

15. Orang lelaki perlu belajar mengenal kerenah orang perempuan. perasaan, pemikiran, kehendak, keperluan, kesukaan dan kebenciannya.

16. Senyuman ikhlas, wajah yang menawan dan bahasa badan yang penuh kemesraan akan menambat lelaki terhadap wanita.

17. Perempuan membentuk hubungan dengan berbual dan berbicara. Lelaki bentuk hubungan dengan melakukan sesuatu kegiatan secara bersama.

18. Wanita mudah tertawan kepada lelaki yang gentleman – bersopan santun, suka membantu, menghormati wanita, berani dan yakin diri.

19. Orang perempuan mudah tertawan kepada lelaki yang boleh mengaku salah, meminta maaf, meminta bantuan, bertolak ansur, pandai mendengar, bersabar dan lemah lembut terhadap wanita.

Janganlah sesekali jatuh cinta dengan seseorang yang sangat berpotensi. Uang dan rupa bukannya penyuntik cinta SEJATI. Terlalu banyak pasangan memilih teman hidup yang sebegini dengan harapan mereka berpeluang menikmati segalanya.
Secara jujur, tanyalah pada diri sendiri: “Dapatkah aku mencintai dia dengan cara yang sebenarnya tanpa harapan untuk berubah?
Jika tidak, buatlah keputusan untuk cari yang lain.